Rabu, 13 Oktober 2010

tugas soft skill

Nama : Andini Karomah
NPM : 40210712
KELAS : 1DA02



TPU JERUK PURUT


Lokasi : Kelurahan Jeruk Purut, Jak-Sel

Fenomena : Pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak-laki, and if you're lucky , Pastur Kepala Buntung.

Sejarah:

Pada tahun 1986, seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut
yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di
antara makam. Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di
belakangnya, ikut seekor a n j i n g. Konon, pastur ini "salah pulang".
Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya berada di unit Kristen TPU
Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam. Sapri
Saputra, penjaga makam yang melihat pastur kepala buntung itu, hingga
kini masih menjaga makam dan dianggap kuncen atau orang yang dituakan
di TPU Jeruk Purut. Kesaksian Bapak Sapri ini kemudian menyebar luas
se-Jakarta dan hingga kini "Sang Pastur Kepala Buntung" menjadi legenda
horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin menemui pastur legendaris
ini, Anda harus datang pada malam Jumat dengan jumlah ganjil (sendiri
atau bertiga).

Testimonial:

Sejak kecil, Asmari (34), juniornya Bapak Sapri,
telah terbiasa tinggal di areal pemakaman Jeruk Purut. Ayahnya adalah
pegawai Pemda
yang bekerja di sana . Semenjak lulus SD (1986),
Asmari menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut mengikuti
jejak ayahnya. Menurut Asmari, pengalaman bertemu dengan
makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang biasa baginya; mulai dari
pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak laki, dan lain-lain. Akan tetapi,
hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan Sang Pastur Kepala
Buntung. "Yang paling jahil itu kuntilanak-laki, " tutur Asmari.
Ketika sedang ronda, Asmari pernah ditimpuki kerikil dari atas pohon
melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua pengalaman Asmari bertemu
dengan makhluk gaib, yang paling menarik adalah ketika bertemu dengan
tuyul. Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak
pulang ke rumah bersama ayahnya.

Mereka melihat seorang anak kecil telanjang bulat berlarian di antara
makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu berteriak meminta uang pada
Asmari. Asmari heran karena anak itu tak dikenalnya, sementara ia
mengenal semua penduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang
hanya ada satu kampung yang penduduknya tidak terlalu banyak. Ketika
ditanya latar belakangnya, anak kecil mi malah lari ke dalam keramat,
sebuah rumah makam tradisional Betawi. Asmari mengikutinya hingga ke
dalam keramat dan, bisa ditebak, anak itu menghilang.
Sumber:google.co.id

1 komentar: